Kesehatan mental juga terpengaruh oleh kebiasaan duduk terlalu lama. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang banyak duduk cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi, serta gejala kecemasan dan depresi. Duduk lama dapat mengurangi produksi hormon yang meningkatkan suasana hati, seperti endorfin. Selain itu, rendahnya aktivitas fisik berkontribusi pada kelelahan mental yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas hidup.
Satu dampak lagi yang sering diabaikan adalah masalah postur dan kesehatan tulang. Duduk terlalu lama, terutama dengan posisi yang tidak ergonomis, dapat menyebabkan nyeri punggung, leher, dan sendi. Ketegangan pada otot dan struktur tulang dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius, seperti sindrom punggung bawah, herniasi cakram, atau bahkan deformitas tulang. Selain itu, aktivitas otot yang minim akibat duduk lama dapat menyebabkan rentang gerak yang terbatas.
Kebiasaan duduk berlama-lama juga berhubungan dengan risiko terjadinya penyakit kanker tertentu. Penelitian epidemiologis menemukan bahwa orang yang lebih banyak duduk dalam sehari memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker usus besar, kanker payudara, dan kanker endometrium. Meskipun mekanisme pasti di balik hubungan ini masih dalam penelitian lebih lanjut, namun perubahan metabolisme yang disebabkan oleh duduk dapat menjadi faktor penyebabnya.