Ketika gejala nomophobia ini sudah akut, maka setiap orang akan selalu berusaha mengisi daya baterai handphone agar tetap menyala, bahkan akan membawa handphone tersebut itu ke mana pun ia pergi. Tak jarang juga kita melihat orang membawa handphone nya ke kamar mandi, saking tidak ingin lepas dari handphone nya tersebut. Bahkan saat ke kamar mandi pun ia membawa handphone.
Di zaman yang segalanya telah memakai handphone ini, tentunya penderita nomophobia akan semakin meningkat, dimana segala aktifitas mulai dari kegiatan pendidikan, ekonomi, sosial, dan lainnya telah menggunakan perangkat handphone. Perusahaan handphone pun berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dalam perangkatnya. Selain itu berbagai aktifitas pun di buatkan aplikasi-aplikasi untuk mempermudah pekerjaan, sehingga semua itu membuat pengguna handphone akan mudah terjangkit nomophobia.
Penyebab dari Nomophobia ini tidak lain ialah posisi handphone yang merupakan alat komunikasi yang canggih dan cepat berkomunikasi dengan orang lain melalui pesan singkat, layanan chatting , dan media sosial. Kemdian fungsi dari handphone ini yang berhasil menarik perhatian kita untuk terus menerus menggunakannya. Bahkan tak menutup kemungkinan kita pun akan merasa ketergantungan dan menganggap ponsel sebagai satu-satunya alat yang dapat menghubungkan kita dengan orang lain, benda yang dapat membantu segala pekerjaan dan mengisi kelangsungan hidup. Padahal menurut pakar kesehatan, memegang handphone terlalu lama dapat mengganggu kesehatan. Misalnya cahaya biru yang keluar dari handphone akan mengganggu kesehatan mata, gelombang elektromagnetik yang terpancar akan merusak sel-sel tubuh, bahkan kuman-kuman yang menempel pada layar handphone lebih berbahaya dari pada kuman yang ada pada sampah, serta berbagai gangguan kesehatan lainnya.