Temuan ini dipublikasikan baru-baru ini di jurnal Personality and Individual Differences. Co-penulisnya adalah Alisha Ness dari University of Oklahoma dan Jensen Mecca dari Shaker Consulting Group.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa keingintahuan merupakan prediktor kuat kemampuan seseorang untuk secara kreatif memecahkan masalah di tempat kerja. Tapi pertanyaan tetap tentang bagaimana, mengapa dan kapan rasa ingin tahu mempengaruhi proses kreatif, kata Hardy. Penelitian terbaru membantu menentukan jenis keingintahuan yang paling membantu pemecahan masalah.
Keingintahuan yang beragam adalah sifat yang sesuai untuk pemecahan masalah di tahap awal karena ini mengarah pada pengumpulan sejumlah besar informasi yang relevan dengan masalah ini. Informasi itu bisa digunakan untuk menghasilkan dan mengevaluasi gagasan baru di tahap pemecahan masalah kreatif selanjutnya. Keingintahuan yang beragam cenderung menjadi kekuatan yang lebih positif.
Di sisi lain, orang dengan ciri rasa ingin tahu yang kuat, atau keingintahuan yang mengurangi kecemasan dan mengisi kesenjangan dalam pemahaman, cenderung lebih fokus pada masalah. Keingintahuan khusus cenderung menjadi kekuatan negatif.
Untuk penelitian ini, para peneliti meminta 122 mahasiswa perguruan tinggi, untuk mengambil tes kepribadian yang mengukur sifat rasa ingin tahu dan spesifik mereka.
Mereka kemudian meminta siswa menyelesaikan tugas eksperimental yang melibatkan pengembangan rencana pemasaran untuk pengecer. Peneliti mengevaluasi proses pemecahan masalah kreatif tahap awal dan tahap awal, termasuk jumlah gagasan yang dihasilkan. Gagasan para siswa juga dievaluasi berdasarkan kualitas dan orisinalitas mereka.