Namun, kelemahan konseptor adalah lemahnya untuk mengeksekusi proyek yang sudah direncanakannya secara langsung. Untuk merealisasikan konsep yang dibuatnya membutuhkan rekan atau bawahan yang bertipe eksekutor. Disini konseptor harus memahami eksekutornya agar dapat merealisasikan konsep yang dibuat sesuai rencana. Sehingga bisa dikatakan seorang konseptor memang sangat cocok untuk menepati posisi yang tinggi di sebuah lembaga.
Tipe pemimpin yang kedua adalah eksekutor. Tipe ini merupakan tipe yang lebih mengedepankan eksekusi dan tidak mau susah memikirkan konsep sebuah proyek. Seorang eksekutor cenderung memikirkan bagaimana mengerjakan proyeknya dibanding menanyakan apa yang mau dikerjakan terlebih dahulu.
Pertanyaannya, mana yang lebih baik apakah eksekutor atau konseptor? Keduanya sama baik. Mengapa demikian? Karena eksekutor dan konseptor keduanya saling membutuhkan. Konseptor dapat diibaratkan sebagai otak yang mengarahkan dan memerintah otot, sedangkan eksekutor adalah tangan dan kaki yang dapat mengerjakan perintah dari otak. Tidak mungkin sebuah konsep proyek yang bagus dapat dikerjakan dengan baik tanpa eksekutor, sebaliknya tidak mungkin tercipta konsep proyek yang hebat tanpa konseptor. Keduanya wajib saling membutuhkan dan kolaborasi untuk mewujudkan sebuah proyek yang hebat.