Yoko Ono, seorang seniman avant-garde, aktivis, dan istri dari John Lennon, adalah sosok yang tidak hanya dikenal karena kontribusinya dalam dunia seni, tetapi juga karena perannya dalam perjuangan perdamaian dunia. Melalui karya seninya yang inovatif dan aktivismenya yang penuh semangat, Ono telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Artikel ini akan mengupas perjalanan hidupnya, kontribusi dalam seni, serta dedikasinya terhadap aktivisme perdamaian.
Awal Kehidupan dan Perjalanan Seni
Yoko Ono lahir pada 18 Februari 1933 di Tokyo, Jepang. Sejak usia muda, Ono menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada seni dan musik. Setelah berpindah ke New York pada tahun 1953, ia mulai berinteraksi dengan komunitas seniman avant-garde di kota tersebut. Karya-karya seninya yang eksperimental dan provokatif segera menarik perhatian dunia seni. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Cut Piece" (1964), sebuah performa di mana penonton diundang untuk memotong pakaian yang dikenakannya, yang menggambarkan konsep kerentanan dan pemberdayaan.
Bertemu dengan John Lennon
Pertemuan Ono dengan John Lennon pada tahun 1966 adalah titik balik dalam hidupnya. Lennon, yang saat itu adalah anggota The Beatles, terpesona oleh keberanian dan kreativitas Ono. Keduanya menikah pada tahun 1969 dan menjadi pasangan yang tak terpisahkan dalam dunia seni dan aktivisme. Kolaborasi mereka melahirkan beberapa proyek ikonik, seperti "Bed-In for Peace," sebuah aksi protes damai terhadap Perang Vietnam yang diadakan di tempat tidur mereka di hotel.