Selanjutnya, saya mencoba untuk menyalurkan perasaan tersebut ke dalam aktivitas kreatif. Menulis menjadi salah satu cara saya mengekspresikan diri. Setiap kata yang saya tulis terasa seperti langkah kecil menuju pemulihan. Dalam proses ini, saya tidak hanya menemukan kembali suara saya, tetapi juga belajar untuk menghargai setiap momen kehidupan, baik yang manis maupun yang pahit. Karya-karya yang saya hasilkan dari pengalaman tersebut menjadi pengingat akan kekuatan yang bisa lahir dari luka.
Selain itu, saya terinspirasi untuk membantu orang lain yang mengalami kesedihan serupa. Saya mulai terlibat dalam komunitas dukungan bagi mereka yang berduka. Dalam setiap pertemuan, saya mendengarkan cerita orang lain, dan terkadang, pengalaman saya bisa memberikan secercah harapan. Menyadari bahwa saya tidak sendiri dalam perjalanan ini menguatkan hati saya. Melihat orang lain bangkit dari kesedihan mereka membuat saya semakin percaya bahwa luka bisa menjadi kekuatan, bukan penghalang.
Satu pelajaran penting yang saya pelajari adalah pentingnya merawat diri. Saya mulai berinvestasi lebih banyak waktu untuk diri sendiri, menjelajahi hobi baru, dan menjaga kesehatan fisik serta mental. Kegiatan seperti berolahraga, meditasi, dan melakukan perjalanan singkat ke tempat yang menenangkan membantu saya menemukan ketenangan. Dengan menjaga diri, saya bisa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang datang.