Tren Work From Cafe (WFC) memang semakin merajalela, terutama setelah pandemi mengubah cara banyak orang bekerja. Jika dulu kafe identik dengan tempat nongkrong atau bersantai, kini semakin banyak profesional, pekerja lepas, dan bahkan mahasiswa yang menjadikan kafe sebagai "kantor kedua" mereka. Fenomena ini bukan sekadar gaya-gayaan, melainkan respons terhadap kebutuhan akan fleksibilitas, suasana baru, dan produktivitas yang berbeda dari lingkungan kerja tradisional. WFC menawarkan perpaduan unik antara kenyamanan, fasilitas pendukung, dan atmosfer yang konon dapat memicu kreativitas.
Pergeseran Paradigma Kerja Pasca-Pandemi
Pandemi COVID-19 secara drastis mempercepat adopsi model kerja jarak jauh atau hibrida. Banyak perusahaan menyadari bahwa pekerjaan tidak harus selalu dilakukan dari kantor fisik. Fleksibilitas ini membuka peluang bagi individu untuk mencari lingkungan kerja yang paling cocok dengan preferensi produktivitas mereka. Bagi sebagian orang, bekerja dari rumah terasa monoton, penuh gangguan domestik, atau justru terlalu sepi. Di sinilah kafe datang sebagai solusi. Mereka menawarkan perubahan pemandangan, akses ke internet stabil, dan pasokan kopi serta makanan ringan yang tak terbatas, menciptakan ekosistem mini yang mendukung fokus tanpa isolasi total. Pergeseran ini menunjukkan bahwa konsep "kantor" tidak lagi terikat pada satu lokasi, melainkan sebuah ruang di mana pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif.
Produktivitas di Tengah Keramaian yang Teratur
Paradoksnya, banyak orang menemukan bahwa mereka justru lebih produktif di kafe, meskipun ada keramaian dan suara latar. Suasana white noise yang dihasilkan dari percakapan orang, dentingan cangkir, atau musik yang diputar, bagi sebagian individu, justru bisa membantu memblokir gangguan internal atau kebisingan yang terlalu hening. Otak cenderung bekerja lebih baik dengan stimulasi yang tidak mengganggu, dan suasana kafe seringkali menyediakan hal tersebut. Selain itu, ada efek psikologis yang didapat dari berada di tempat umum. Adanya orang lain di sekitar, meskipun tidak berinteraksi langsung, dapat menciptakan rasa akuntabilitas dan motivasi untuk tetap fokus pada pekerjaan, seolah-olah ada "pengawas tak terlihat" yang mendorong penyelesaian tugas. Ini berbeda dengan godaan bersantai di rumah.