Data yang dikumpulkan dari hampir 5.000 rumah tangga di Inggris ini menunjukkan pola yang konsisten: keterlibatan ayah membawa dampak yang berbeda namun sangat penting dibandingkan dengan peran ibu.
Ayah dan Ibu Beri Stimulus yang Berbeda, Tapi Sama Pentingnya
Anak-anak yang dibesarkan dengan partisipasi aktif dari kedua orang tuanya mendapatkan pengalaman yang lebih beragam. Ini tidak hanya berlaku dalam pola komunikasi, tapi juga dalam pendekatan pengasuhan. Ayah cenderung berinteraksi dengan anak dalam cara yang berbeda dari ibu, misalnya melalui permainan fisik, pemecahan masalah, atau diskusi ringan yang memancing rasa ingin tahu anak.
Menurut para peneliti, ayah mampu menstimulasi perkembangan intelektual dan pencapaian akademis anak dengan cara yang lebih "aktif dan eksploratif." Sementara itu, ibu lebih fokus pada sisi emosional, seperti membentuk perilaku sosial, mengelola emosi, dan mengurangi kecenderungan hiperaktif pada anak.
Kombinasi dari kedua pendekatan ini menghasilkan anak-anak yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara sosial dan emosional. Mereka mampu berinteraksi dengan teman sebaya, menunjukkan empati, dan memahami aturan sosial dengan lebih baik.
Perlu Kolaborasi yang Seimbang antara Ayah dan Ibu
Helen Norman, ketua tim peneliti dari University of Leeds, menekankan bahwa sudah saatnya paradigma pengasuhan berubah. Pengasuhan bukan lagi tugas utama seorang ibu semata, melainkan tanggung jawab bersama. Ketika ayah terlibat sejak awal dalam pengasuhan anak, efek jangka panjangnya sangat luar biasa.
Norman menyarankan para ayah untuk aktif membangun ikatan dengan anak sejak masa-masa awal kehidupannya. Hal-hal sederhana seperti bermain bersama, membacakan buku, mengajak anak berbicara setiap hari, atau bahkan bertanya tentang perasaannya, bisa menjadi pondasi yang sangat kuat dalam membentuk karakter anak.