Indonesia, sebagai kursi ASEAN, berperan penting dalam dinamika ekonomi regional dan global. Dengan 40% dari populasi ASEAN yang berjumlah sekitar 270 juta jiwa, Indonesia menjadi pintu gerbang bagi 680 juta penduduk ASEAN, serta menjadi pusat pasar regional dan internasional dengan 35 perjanjian perdagangan internasional, termasuk Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) yang melibatkan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
Indonesia juga menyumbang lebih dari sepertiga dari PDB ASEAN, menjadikannya negara dengan perekonomian terbesar di kawasan tersebut sekaligus satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G20. Selain itu, Indonesia memiliki potensi besar dalam rantai pasokan kendaraan listrik, sebuah sektor yang menjadi prospek penting secara global.
Selama satu dekade terakhir, Indonesia secara aktif berupaya untuk mendapatkan nilai tambah dari sumber dayanya, melalui pengolahan bijih mineral di dalam negeri, pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa, hingga insentif yang lebih besar bagi penelitian dan pengembangan yang memungkinkan transfer ilmu.
Contoh nyata dari upaya ini terlihat di sektor pertambangan nikel, di mana kebijakan pembatasan ekspor dan investasi infrastruktur berhasil menarik investasi asing langsung hingga miliaran dolar untuk pengolahan konsentrat dalam negeri, sehingga mendorong Indonesia menjadi produsen nikel terbesar di dunia.
"Indonesia berpotensi muncul sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik global dan mendorong pertumbuhan ekonominya secara keseluruhan. Jika Indonesia memainkan perannya dengan baik, peningkatan ekosistem kendaraan listrik dapat meningkatkan potensi pertumbuhan Indonesia, dari 5,3% saat ini menjadi 5,8% pada tahun 2028," ujar Managing Director dan Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya.