Selain inovasi, kemampuan mengambil risiko adalah karakteristik penting dari startup. Proses membangun bisnis dari nol penuh dengan ketidakpastian, kegagalan, dan keputusan berani. Anak muda, yang mungkin belum terbebani banyak tanggung jawab finansial atau keluarga, seringkali lebih berani untuk terjun ke dalam ketidakpastian ini. Mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar, bukan akhir dari segalanya, sebuah mentalitas yang esensial dalam ekosistem startup.
Tantangan: Jam Kerja Panjang dan Stabilitas Finansial
Meskipun terlihat menarik, lingkungan startup juga datang dengan tantangan yang tidak ringan. Salah satu yang paling menonjol adalah jam kerja yang panjang dan intens. Untuk mencapai target pertumbuhan yang ambisius, tim startup seringkali dituntut untuk bekerja ekstra keras, melampaui jam kerja tradisional. Beban kerja yang tinggi ini bisa mengarah pada burnout jika tidak dikelola dengan baik.
Selain itu, stabilitas finansial seringkali menjadi pertimbangan. Gaji di startup, terutama di tahap awal, mungkin tidak setinggi di korporasi besar. Ada risiko bahwa startup tidak berhasil, yang bisa berarti kehilangan pekerjaan. Bagi anak muda yang baru memulai karier dan belum memiliki tabungan yang memadai, ketidakpastian finansial ini bisa menjadi tantangan serius. Pemahaman akan kompensasi berupa equity atau saham perusahaan sebagai bagian dari potensi keuntungan masa depan juga menjadi pertimbangan, yang mungkin tidak familiar bagi semua.
Pentingnya Growth Mindset dan Adaptabilitas
Kunci keberhasilan di startup, terlepas dari usia, adalah memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset) dan kemampuan adaptasi yang tinggi. Startup adalah lingkungan yang terus berubah, dengan strategi yang bisa bergeser dalam hitungan minggu atau bulan. Individu yang sukses di sini adalah mereka yang cepat belajar, fleksibel terhadap perubahan, dan tidak takut keluar dari zona nyaman.