Tampang

Romantisasi Toxic Relationship di Film Bukan Sesuatu yang Manis

28 Mei 2025 11:28 wib. 57
0 0
toxic relationship
Sumber foto: Pinterest

Siapa sih yang nggak suka nonton film atau serial yang ceritanya bikin baper? Apalagi kalau ada adegan romantis yang so sweet banget, bikin kita jadi berkhayal punya pasangan kayak begitu. Tapi, pernah nggak sih kamu perhatiin, ada beberapa film atau serial yang justru tanpa sadar malah meromantisasi toxic relationship? Mereka menampilkan hubungan yang sebenarnya nggak sehat, penuh drama, dan bahkan cenderung manipulatif, tapi dibungkus dengan aura "cinta sejati" yang bikin kita jadi bingung. Ini bukan lagi sesuatu yang manis, lho, tapi justru bahaya karena bisa memengaruhi pandangan kita tentang cinta dan hubungan.

Fenomena romantisasi toxic relationship ini sering banget muncul di budaya pop, terutama di film, serial TV, lagu, atau bahkan novel. Mereka menampilkan karakter yang posesif sebagai "cinta yang mendalam", perilaku kasar sebagai "bukti cemburu karena terlalu sayang", atau drama tak berkesudahan sebagai "bumbu cinta yang bikin hubungan nggak membosankan". Padahal, kalau kita teliti lebih jauh, itu semua adalah tanda-tanda cinta beracun yang seharusnya dihindari.

Coba deh bayangin skenarionya. Ada karakter cowok yang super posesif, selalu ngelarang pacarnya bergaul sama teman-temannya, cemburu buta tanpa alasan, dan selalu mau tahu semua aktivitas pacarnya. Di film, ini seringkali digambarkan sebagai "dia terlalu cinta sampai nggak mau kehilangan kamu". Atau, ada adegan di mana pasangan sering banget berantem, saling teriak, banting barang, tapi setelah itu langsung mesra lagi dan bilang "ini cara kami mencintai". Penonton pun jadi mikir, "Oh, mungkin cinta itu memang harus sesulit ini ya," atau "Drama itu bikin hubungan nggak monoton."

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Keutamaan Puasa Sunnah Syawal
0 Suka, 0 Komentar, 1 Mei 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?