Sementara Singapura dan Jepang masih mendominasi peringkat atas, tidak dapat dipungkiri bahwa posisi terbawah pun tak kalah pentingnya. Afghanistan, yang tetap terkurung di posisi terbawah dengan akses bebas visa hanya ke 26 destinasi, merupakan contoh concrete kelemahan diplomasi suatu negara.
Begitu pula dengan Suriah yang berada di peringkat 105 dengan 27 destinasi, dan Irak di peringkat 104 dengan 31 destinasi. Hal ini mengingatkan bahwa diplomasi dan hubungan internasional yang kuat memiliki peran penting dalam kebebasan berkelana warga negara.
Ketika kita melihat daftar paspor terkuat di dunia tahun 2025 menurut Henley & Partners, kita dapat melihat bahwa posisi sebuah negara dalam peringkat ini sangat dipengaruhi oleh kualitas diplomasi dan hubungan internasional yang dimilikinya.
Negara-negara dengan jaringan diplomasi yang kuat dan hubungan internasional yang baik mampu memberikan keleluasaan bagi warganya untuk melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia tanpa kendala berarti.
Selain memperhatikan peringkat paspor terkuat, penting juga untuk memperhatikan bagaimana kekuatan paspor suatu negara dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti kebebasan berkelana, investasi, dan bisnis internasional.
Singapura sebagai negara dengan paspor terkuat di dunia memberikan keuntungan yang signifikan bagi warganya dalam hal kebebasan berkelana dan mobilitas global.
