Tampang

Orang Cenderung Percaya Hoaks yang Emosional

21 Jul 2025 11:02 wib. 36
0 0
Membaca Informasi
Sumber foto: Canva

Bias Ketersediaan: Kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemungkinan suatu peristiwa terjadi berdasarkan kemudahan kita mengingat contoh-contoh serupa. Jika sebuah hoaks dikemas dengan narasi yang familiar atau sering kita dengar, kita cenderung menganggapnya lebih mungkin terjadi.

Efek Ilusi Kebenaran (Illusory Truth Effect): Semakin sering sebuah informasi (bahkan jika itu bohong) diulang, semakin besar kemungkinan kita memercayainya sebagai kebenaran. Hoaks emosional yang cepat menyebar dan sering muncul di lini masa kita bisa jadi dianggap benar hanya karena frekuensi kemunculannya.

Melawan Hoaks: Peran Literasi Digital dan Skeptisisme Sehat

Mengingat kecenderungan ini, upaya melawan hoaks emosional harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Literasi digital adalah kunci utama. Ini bukan sekadar tahu cara pakai internet, tapi juga punya kemampuan kritis untuk menilai informasi, mengenali sumber yang kredibel, dan memahami bagaimana platform digital bekerja.

Menerapkan skeptisisme sehat juga sangat penting. Setiap kali menerima informasi yang memicu emosi kuat, terutama yang datang dari sumber tidak dikenal atau terlalu dramatis, coba jeda sejenak. Tanyakan: dari mana informasi ini berasal? Adakah sumber lain yang mengonfirmasi? Apa motif penyebarannya? Jangan mudah terprovokasi atau langsung menekan tombol "bagikan" sebelum melakukan verifikasi singkat. Budaya saring sebelum sharing harus jadi kebiasaan. 

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Padang Pasir
0 Suka, 0 Komentar, 13 Mei 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?