Tampang

Orang Cenderung Percaya Hoaks yang Emosional

21 Jul 2025 11:02 wib. 33
0 0
Membaca Informasi
Sumber foto: Canva

hoaks atau berita bohong jadi santapan sehari-hari. Anehnya, meski banyak upaya untuk melawannya, hoaks tetap saja menyebar, bahkan seringkali lebih cepat dari kebenaran. Salah satu jenis hoaks yang paling mematikan dan mudah dipercaya adalah yang mengandung muatan emosi. Berita yang memicu kemarahan, ketakutan, kesedihan, atau euforia berlebihan punya daya tarik tersendiri, membuat orang cenderung menerimanya mentah-mentah tanpa verifikasi. Ini bukan sekadar kebetulan, ada penjelasan psikologis di baliknya.

Kekuatan Emosi Mengalahkan Logika

Otak manusia itu luar biasa, tapi punya celah saat berhadapan dengan emosi. Ketika sebuah informasi memicu respons emosional yang kuat, entah itu kaget, geram, atau terharu, kemampuan berpikir kritis seringkali langsung tumpul. Otak cenderung memproses informasi berdasarkan perasaan ketimbang fakta. Ini dikenal sebagai bias emosional. Berita yang menyentuh hati atau mengusik rasa keadilan kita, misalnya, cenderung lebih cepat dipercayai karena kita ingin kebenaran itu ada, atau kita ingin reaksi kita terhadap berita itu valid.

Penyebar hoaks sangat memahami fenomena ini. Mereka sengaja merancang narasi yang bermain dengan sentimen tertentu. Misalnya, hoaks yang menyerang kelompok tertentu bisa memicu kemarahan dan kebencian, membuat individu yang sudah punya bias terhadap kelompok tersebut langsung percaya tanpa ragu. Hoaks yang menawarkan janji manis tentang kekayaan instan atau kesembuhan ajaib seringkali memanipulasi harapan dan keputusasaan, terutama bagi mereka yang sedang kesulitan. Dalam kondisi emosi yang membara, proses fact-checking atau bertanya "benarkah ini?" seringkali terabaikan begitu saja.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Operasi Senyap Lembaga Zakat Tak Berizin
0 Suka, 0 Komentar, 13 Apr 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?