Maria Branyas Morera, seorang wanita asal Amerika Serikat, mengejutkan dunia dengan prestasinya hidup hingga 117 tahun. Mendiang Branyas yang meninggal pada Agustus 2024, diakui sebagai orang tertua di dunia pada masa hidupnya, dan keberadaannya memicu rasa ingin tahu para peneliti tentang faktor-faktor biologis yang membuatnya mampu mempertahankan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan usianya. Pertanyaan tentang apa yang memungkinkan beberapa individu untuk hidup begitu lama menjadi tema yang menarik perhatian banyak ilmuwan.
Dalam rangka menjawab pertanyaan ini, sebuah studi yang dipimpin oleh Manel Esteller, seorang ahli epigenetika di Institut Josep Carreras, dilakukan dengan mempelajari sampel urin, darah, tinja, dan air liur Branyas yang diambil pada tahun terakhir hidupnya.
Hasil penelitian ini diunggah pada 25 Februari di server pracetak bioRxiv dan meskipun belum melalui proses tinjauan sejawat, data awal menunjukkan adanya keunikan dalam komposisi biologis Branyas yang mungkin berkontribusi pada umur panjangnya.
Hasil studi mengungkapkan sejumlah faktor-faktor kritis yang berpotensi melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Di antaranya adalah varian genetik yang berhubungan dengan fungsi kekebalan tubuh, kadar kolesterol yang sangat baik, serta keberadaan bakteri menguntungkan yang membantu melawan peradangan dalam sistem pencernaannya.
Kesemuanya menyuguhkan pandangan baru tentang bagaimana seseorang dapat mencapai usia yang sangat lanjut tanpa mengalami banyak penyakit umum yang biasanya mengganggu orang-orang di usia tua.
Sejarah hidup Branyas sendiri sangat menarik. Ia lahir pada tahun 1907 di San Francisco dan menghabiskan masa muda di Texas dan Louisiana sebelum akhirnya pindah ke Spanyol pada tahun 1915. Sepanjang hidupnya, Branyas meneruskan gaya hidup yang cukup aktif dan memiliki ketajaman kognitif yang luar biasa hingga menjelang akhir hayatnya, meski ia juga mengalami gangguan pendengaran dan tantangan mobilitas.