3. Air Liur Sebagai "Obat" Alami
Gerald Weissmann, MD, editor-in-chief dari The FASEB Journal, berpendapat bahwa penelitian ini memberikan wawasan baru tentang mengapa hewan sering menjilati luka mereka. Dia menjelaskan bahwa luka di mulut, seperti pasca pencabutan gigi, dapat sembuh lebih cepat dibandingkan dengan luka di bagian tubuh lain, berkat sifat penyembuhan dari air liur. Selain itu, menjilati luka dapat membantu membersihkan luka dari kotoran dan kontaminan lainnya.
4. Risiko Mengisap Luka
Meskipun ada beberapa keuntungan dari air liur, penting untuk diingat bahwa mulut juga menjadi tempat tinggal bagi banyak bakteri. Dalam satu mililiter air liur bisa terdapat lebih dari 100 juta mikroba dari lebih dari 600 spesies. Meskipun bakteri ini umumnya tidak berbahaya jika terkurung dalam mulut, saat mengisap luka terbuka, risiko infeksi menjadi meningkat, terutama yang dapat menyebabkan penyakit gusi dan kerusakan gigi.
5. Kasus Infeksi Serius
Mengisap atau menjilati luka bisa berakibat fatal, terutama bagi orang-orang dengan masalah kekebalan tubuh. Misalnya, dalam sebuah makalah yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada tahun 2002, diceritakan tentang seorang pria penderita diabetes yang terpaksa harus diamputasi jari tangannya karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri di mulutnya. Infeksi tersebut dikenal sebagai necrotizing fasciitis, atau "bakteri pemakan daging," yang dapat merusak jaringan dalam hitungan jam.