Lemak subkutan memang lebih mudah terlihat dan dirasakan, namun sebenarnya kurang berbahaya dibandingkan lemak visceral. Penanganannya melibatkan defisit kalori melalui diet seimbang yang kaya serat, protein, dan lemak sehat, serta peningkatan aktivitas fisik yang melibatkan latihan kardio dan kekuatan untuk membakar lemak secara keseluruhan.
3. Perut Buncit Akibat Hormon (Hormonal Belly)
Perubahan atau ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi distribusi lemak tubuh, termasuk di area perut. Ini sering terlihat pada wanita yang mendekati atau memasuki masa menopause, di mana penurunan kadar estrogen dapat memicu penumpukan lemak di perut. Ketidakseimbangan hormon lain seperti hormon tiroid (hipotiroidisme) atau insulin (resistensi insulin) juga bisa berkontribusi.
Perut buncit hormonal mungkin terasa lebih merata di seluruh area perut dan panggul. Penanganannya perlu pendekatan holistik yang mungkin melibatkan penyesuaian gaya hidup, diet yang mendukung keseimbangan hormon, dan dalam beberapa kasus, konsultasi medis untuk penanganan hormonal yang tepat.
4. Perut Buncit Kembung (Bloated Belly)
Jenis perut buncit ini cenderung fluktuatif; perut bisa terlihat rata di pagi hari dan membuncit signifikan setelah makan atau di penghujung hari. Ini bukan penumpukan lemak, melainkan penumpukan gas dan cairan di saluran pencernaan. Penyebab umumnya meliputi:
Intoleransi makanan: seperti laktosa atau gluten.
Sindrom iritasi usus besar (IBS).
Konsumsi makanan pemicu gas: seperti kacang-kacangan, brokoli, atau minuman bersoda.
Makan terlalu cepat atau berbicara sambil makan (menelan banyak udara).
Dysbiosis usus: ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus.