Tampang

Mengapa Orang Lebih Mudah Terpengaruh oleh Fear Marketing?

28 Agu 2025 14:02 wib. 21
0 0
Marketing
Sumber foto: Canva

Pernahkah kita melihat iklan yang membuat merasa cemas atau takut? Misalnya, kampanye anti-rokok yang menampilkan gambar-gambar penyakit mematikan, iklan asuransi yang menyoroti risiko kecelakaan tak terduga, atau promosi produk keamanan siber yang menakut-nakuti dengan ancaman peretasan data. Strategi pemasaran yang menggunakan ketakutan, atau yang dikenal dengan fear marketing, bukan hal baru. Metode ini terbukti sangat efektif dalam memengaruhi perilaku konsumen. Namun, mengapa sebenarnya kita begitu rentan terhadap taktik ini?

Peran Naluri Bertahan Hidup dan Respons Otak

Respons kita terhadap fear marketing berakar kuat pada naluri bertahan hidup. Otak manusia secara evolusi dirancang untuk memproses dan merespons ancaman dengan sangat cepat. Ketika kita dihadapkan pada informasi yang menakutkan, otak kita, terutama bagian yang disebut amigdala, langsung bereaksi. Respons ini memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang membuat kita menjadi lebih waspada dan siaga.

Ketika dalam kondisi siaga, pikiran rasional kita seringkali terabaikan. Fokus kita beralih sepenuhnya pada cara menghindari ancaman tersebut. Fear marketing memanfaatkan respons alami ini. Alih-alih memikirkan logika produk, kita lebih memikirkan cara untuk "menyelamatkan diri" dari masalah yang digambarkan dalam iklan. Produk atau layanan yang ditawarkan pun dipandang sebagai solusi langsung untuk menghilangkan ketakutan itu, memicu pembelian yang didorong oleh emosi, bukan oleh pertimbangan matang.

Cognitive Bias: Kerentanan Psikologis Manusia

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Rekomendasi Game
0 Suka, 0 Komentar, 8 Jul 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?