"Anak yang terlalu sering menonton konten semacam ini bisa kehilangan kemampuan membedakan realita dengan fantasi," kata dr. Taufiq.
Mengganggu Imajinasi dan Pola Berpikir Anak
Berbeda dengan konten anak-anak yang biasanya mengandung alur cerita dengan sebab dan akibat jelas, meme anomali tidak memiliki narasi yang terstruktur. Akibatnya, kemampuan berpikir anak menjadi terfragmentasi dan tidak terorganisir dengan baik.
Ini berdampak pada metakognisi, yaitu kemampuan anak untuk memahami dan mengontrol cara berpikirnya sendiri. Anak yang terlalu sering terpapar konten ini cenderung berpikir secara lompat-lompat tanpa urutan logis.
Kontradiksi Nilai dan Kebingungan Karakter
Orangtua biasanya menanamkan nilai-nilai tertentu yang membantu anak mengenali tokoh baik dan jahat dalam cerita. Namun, meme anomali sering menampilkan tokoh antagonis yang tampak lucu dan ramah, atau sebaliknya, tokoh baik yang tampil aneh dan menakutkan.
Contohnya, karakter “Tung tung tung sahur” yang tersenyum sambil melakukan kekerasan, memberikan pesan kontradiktif yang membingungkan anak mengenai norma dan nilai dalam kehidupan sehari-hari.