Pernahkah setelah berjam-jam menatap layar komputer atau ponsel, tiba-tiba pandangan terasa buram dan sulit fokus? Kondisi ini seringkali dianggap sepele, padahal itu adalah tanda umum dari mata lelah, atau dalam istilah medis disebut astenopia. Pandangan kabur bukanlah gejala yang berdiri sendiri, melainkan hasil dari kerja keras otot mata yang dipaksa bekerja di luar batas kemampuannya. Memahami mengapa ini terjadi adalah langkah pertama untuk merawat kesehatan mata di tengah kebiasaan digital yang tak terhindarkan.
Mekanisme Mata Lelah dan Pandangan Kabur
Mata kita memiliki sistem yang luar biasa untuk bisa melihat objek dari jarak jauh maupun dekat. Sistem ini melibatkan otot-otot kecil yang bekerja untuk mengubah bentuk lensa mata, sebuah proses yang dikenal sebagai akomodasi. Ketika menatap layar, otot-otot ini terus-menerus berkontraksi untuk menjaga fokus pada jarak yang sama.
Bayangkan otot mata seperti otot di lengan kita. Jika kita terus-menerus mengangkat beban tanpa henti, otot akan kelelahan dan terasa sakit. Hal yang sama terjadi pada mata. Setelah bekerja terlalu keras, otot akomodasi menjadi kaku dan lelah. Kekakuan ini membuat mata sulit untuk mengubah fokus secara cepat, terutama saat beralih pandangan dari layar ke objek lain yang lebih jauh, atau sebaliknya. Pandangan kabur yang kita rasakan adalah manifestasi dari ketidakmampuan otot mata untuk berakomodasi dengan efisien akibat kelelahan tersebut.
Selain itu, saat menatap layar, frekuensi berkedip kita berkurang secara signifikan. Normalnya, kita berkedip sekitar 15-20 kali per menit. Saat fokus pada layar, frekuensi ini bisa turun hingga setengahnya. Berkedip adalah cara alami mata untuk menyebarkan air mata ke seluruh permukaan bola mata, menjaganya tetap lembap dan bersih. Saat frekuensi berkedip berkurang, permukaan mata menjadi kering, perih, dan iritasi. Kondisi mata kering ini juga bisa menyebabkan pandangan terasa buram dan tidak nyaman.