Pernah nggak sih kamu iseng membuka album foto lawas keluarga atau nonton film tahun 1980-an hingga 1990-an, lalu kamu merasa heran: “Kok anak-anak SMP zaman dulu mukanya udah kayak orang dewasa, ya?”
Kalau kamu coba ketik “Anak SMP zaman dulu” di internet, kamu akan menemukan deretan foto anak-anak usia 12–15 tahun dengan tampilan yang—kalau dibandingkan dengan anak SMP masa kini—terlihat lebih dewasa. Ada yang berkumis tipis, rambutnya agak gondrong, tubuh terlihat lebih besar, hingga celana model lama yang ketat. Lalu, apa yang sebenarnya membuat mereka tampak lebih tua dibanding remaja masa kini?
Jawabannya ternyata cukup kompleks. Setidaknya, ada dua faktor utama yang menjelaskan perbedaan penampilan ini, yaitu bias persepsi dan perubahan biologis dari generasi ke generasi.
1. Bias Persepsi Akibat Perbedaan Gaya dan Tren Zaman
Salah satu alasan utama mengapa kita merasa remaja zaman dulu tampak lebih tua adalah persepsi visual yang dipengaruhi oleh tren dan gaya pada masanya. Menurut Michael Stevens dari kanal edukasi terkenal Vsauce, kita sering kali terjebak dalam bias seleksi, yaitu kesalahan dalam menilai masa lalu dengan standar dan nilai estetika masa kini.
Misalnya, di tahun 1970–1980-an, gaya rambut gondrong dan kumis tipis adalah hal yang sangat umum. Banyak anak muda waktu itu meniru penampilan tokoh populer seperti Elvis Presley, Rhoma Irama, atau artis sinetron jaman dulu. Bagi mereka, penampilan tersebut adalah bagian dari ekspresi diri dan tren saat itu. Tapi ketika kita menilainya dengan kacamata hari ini—yang lebih terbiasa melihat wajah polos, rambut rapi, dan gaya clean—kesannya jadi lebih tua.