Kurang Gerak Bikin Badan Loyo
Ironisnya, terlalu banyak diam atau kurang gerak justru bisa bikin kita tambah loyo. Tubuh manusia itu dirancang untuk bergerak. Ketika kita terlalu lama duduk atau rebahan, sirkulasi darah jadi tidak lancar. Otot-otot jadi kaku dan pasokan oksigen ke seluruh tubuh bisa berkurang.
Kurangnya aktivitas fisik juga memengaruhi metabolisme energi di tubuh. Hormon-hormon yang seharusnya bikin kita semangat, malah tidak terpicu. Tidur jadi tidak berkualitas karena tubuh tidak cukup lelah secara fisik. Akibatnya, kita bangun tidur sudah merasa capek, dan siklus ini terus berulang. Gerak itu enggak melulu harus olahraga berat, jalan kaki sebentar, peregangan ringan, atau sekadar berdiri dan mondar-mandir di rumah pun bisa membantu memecah siklus kelelahan ini.
Stres Tersembunyi dan Tekanan Hidup Modern
Hidup di zaman sekarang, stres itu bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal yang tidak kita sadari. Stres kronis, meski ringan sekalipun, bisa menguras energi fisik dan mental secara perlahan. Tekanan ekspektasi sosial, kekhawatiran finansial, masalah hubungan, atau bahkan fear of missing out (FOMO) dari media sosial, semuanya bisa memicu respons stres dalam tubuh.
Saat stres, tubuh kita terus-menerus memproduksi hormon seperti kortisol. Jika hormon ini tinggi dalam jangka panjang, bisa memengaruhi kualitas tidur, nafsu makan, dan suasana hati, yang semuanya berujung pada rasa lelah berkepanjangan. Rasanya seperti ada background noise yang terus berjalan di kepala, dan itu menghabiskan energi tanpa kita sadari. Beban pikiran yang menumpuk ini bisa lebih melelahkan daripada kerja fisik.