Ketika anak mengalami kondisi menangis, seringkali sebagai seorang ibu akan merasa dilema. Reaksi pertama yang secara refleks diucapkan adalah "berhenti menangis" atau "jangan nangis".
Ketika kalimat itu diucapkan, pada awalnya anak mungkin akan merespons. Namun, pengulangan kalimat tersebut secara berulang tidak akan memberikan efek yang diharapkan.
Hal ini disampaikan oleh seorang psikolog, Tika Bisono. Menurutnya, anak yang menangis tidak selalu menandakan kecengengan; mereka mungkin sedang mengekspresikan rasa takut, lapar, atau tidak nyaman dalam lingkungan sekitarnya.
Jika anak dipaksa untuk tidak menangis, itu tentu akan berpengaruh buruk pada perkembangannya. Menangis adalah bentuk ekspresi emosi yang alami bagi manusia.
"Dengan memaksa anak untuk tidak menangis, sama artinya kita melawan sifat dasar manusia," demikian penegasan dari Tika, sebagaimana yang dilansir dari laman CNBC Indonesia.
Saat anak mulai menangis, seorang ibu sebaiknya bisa mencoba untuk mengalihkan perhatian mereka. Namun, tetaplah penting untuk tetap empati terhadap perasaan anak.