Tampang

Pura-Pura Sibuk: Strategi atau Pelarian?

6 Mei 2025 13:26 wib. 16
0 0
sok sibuk
Sumber foto: Pinterest

Di era modern yang serba cepat ini, banyak orang merasa terjebak dalam arus pekerjaan yang mengalir tanpa henti. Dalam upaya untuk terlihat produktif, muncul istilah "sibuk bohongan," di mana individu berusaha menunjukkan kesibukan yang tidak selalu berkaitan dengan hasil nyata. Namun, apa yang membuat mereka memilih untuk melakukan ini? Apakah itu bagian dari strategi untuk mencapai tujuan, atau sekadar pelarian dari kenyataan yang lebih rumit?

Pura-pura sibuk sering kali menjadi bentuk dari apa yang disebut "produktivitas palsu." Kita mungkin menemukan diri kita di kantor, dikelilingi oleh tumpukan pekerjaan yang seakan tiada habisnya, tetapi banyak dari kegiatan yang kita lakukan sebenarnya tidak berkontribusi pada pencapaian tujuan jangka panjang. Menjawab email yang tidak mendesak, merapikan file yang sudah rapi, atau berlama-lama dalam rapat yang tidak produktif adalah contoh bagaimana orang jatuh ke dalam jebakan ini. Efeknya, kebanyakan dari kita merasa "sibuk" tetapi sejatinya tidak menghasilkan apa-apa.

Keterlibatan dalam kegiatan "sibuk bohongan" ini sering kali menjadi bentuk pelarian emosional, atau yang lebih dikenal dengan istilah "emotional escape." Di tengah tekanan dan tuntutan yang tinggi, berpura-pura sibuk bisa menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya. Misalnya, seseorang yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya mungkin berusaha mencari kenyamanan dengan menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak penting, alih-alih menghadapi tantangan yang sebenarnya. Dalam konteks ini, kesibukan tidak hanya menjadi pelindung dari tekanan, tetapi juga cara untuk menghindari realitas yang tidak menyenangkan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?