Tampang

Kenapa Kita Suka Menyalahkan Diri Padahal Nggak Salah-Salah Amat?

8 Mei 2025 10:21 wib. 91
0 0
self-blame
Sumber foto: Pinterest

Sebagian besar dari kita belajar sejak kecil bahwa tindakan tertentu dapat mendapatkan pujian atau hukuman. Jika kita sering mendapatkan hukuman untuk kesalahan sepele, kita dapat mulai mengasosiasikan kesalahan kecil dengan konsekuensi yang sangat besar. Proses pendidikan dan lingkungan sosial berkontribusi pada pandangan bahwa setiap kesalahan harus mendapatkan rasa bersalah yang proporsional. Hal ini dapat menciptakan siklus yang berulang di mana kita merasa perlu untuk bertanggung jawab atas hal-hal yang sebenarnya di luar jangkauan kita.

Selain itu, media sosial juga dapat berkontribusi pada fenomena self-blame ini. Dalam era informasi yang serba cepat, kita sering kali melihat dirinya dibandingkan dengan orang lain, terutama ketika orang-orang di sekitar kita tampak lebih sukses. Kita sering kali menyalahkan diri kita sendiri ketika melihat keberhasilan orang lain atau ketika kita tidak mencapai standar yang kita tetapkan untuk diri sendiri. Hal ini dapat menyebabkan perasaan cemas dan depresi, yang pada gilirannya memperkuat self-blame.

Trauma ringan juga dapat berperan dalam menciptakan pola pikir yang merugikan. Ketika kita mengalami trauma yang tidak terlalu berat namun cukup mengganggu, kita mungkin berakhir membawa perasaan tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa merasa bahwa ada yang salah dengan diri kita tanpa alasan yang jelas. Pikiran ini sering kali membuat kita terjebak dalam jebakan self-blame, memperburuk perasaan negatif dan menambah beban pada mental kita.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?