Selain itu, kecemasan yang tidak berdasar bisa dipicu oleh faktor lingkungan, seperti stres di tempat kerja atau tekanan dari orang-orang sekitar. Tuntutan yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari—baik itu pekerjaan, pendidikan, atau hubungan sosial—sering kali membuat kita merasa tertekan, bahkan ketika seharusnya kita merasa aman. Ketika stres ini tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat menyebabkan kecemasan yang berkepanjangan meskipun tidak ada ancaman nyata.
Persepsi kita terhadap dunia juga memainkan peran penting dalam memicu kecemasan. Banyak orang yang memiliki cara berpikir negatif atau berpikir bencana, yaitu kecenderungan untuk membayangkan skenario terburuk dalam situasi yang tampaknya biasa. Pendekatan ini bisa menjadikan kita lebih cemas dari yang seharusnya. Misalnya, jika kita sedang menunggu hasil ujian, kita mungkin mulai membayangkan berbagai skenario negatif tanpa dasar yang kuat. Ini menunjukkan bahwa pola pikir kita dapat memperburuk perasaan cemas.
Satu lagi penyebab yang sering diabaikan adalah kurangnya keterampilan koping. Banyak individu tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengatasi stres atau kecemasan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakmampuan untuk mengelola emosi dan mencari solusi ketika menghadapi masalah dapat memperparah rasa cemas. Ini jadi tantangan yang lebih besar ketika kita merasa tidak memiliki dukungan dari lingkungan sekitar, sehingga kecemasan bisa datang tanpa alasan yang jelas.