Fenomena banyaknya brand lokal yang menggunakan nama berbahasa Inggris adalah cerminan dari adaptasi strategis di era globalisasi. Ini bukan berarti menihilkan identitas lokal, melainkan upaya cerdas untuk memposisikan diri secara optimal di pasar yang semakin kompetitif. Pertimbangan citra modern, kemudahan aksesibilitas, jangkauan pasar yang lebih luas, penghindaran konotasi negatif, hingga persepsi kualitas, semuanya berperan dalam keputusan ini. Pilihan nama berbahasa Inggris merupakan salah satu cara bagi brand lokal untuk meraih perhatian, membangun relevansi, dan pada akhirnya, berkembang di panggung domestik maupun internasional, membuktikan bahwa identitas bisa diekspresikan dalam berbagai bentuk.