Karbondioksida (CO2): Sekitar 80-85% dari massa lemak yang hilang dikeluarkan sebagai gas karbondioksida. Gas ini kemudian diangkut melalui darah ke paru-paru, dan kita menghembuskannya setiap kali bernapas. Jadi, semakin banyak kita bergerak dan semakin dalam kita bernapas, semakin banyak CO2 dari lemak yang kita keluarkan.
Air (H2O): Sisanya, sekitar 15-20%, dikeluarkan sebagai air. Air ini bisa keluar dari tubuh melalui urin, keringat, air mata, atau bentuk cairan tubuh lainnya.
Artinya, lemak tidak hilang begitu saja atau berubah menjadi otot. Lemak diubah menjadi energi yang dipakai tubuh, dan sisa produknya dibuang sebagai karbondioksida dan air.
Proses di Balik Layar: Peran Hati dan Mitokondria
Proses oksidasi lemak ini terjadi terutama di mitokondria, yang sering disebut sebagai "pembangkit tenaga" sel. Hati juga memainkan peran penting dalam metabolisme lemak, mengubahnya menjadi bentuk yang bisa digunakan sebagai energi. Ketika kita berolahraga, permintaan energi tubuh meningkat drastis. Ini memicu tubuh untuk lebih giat memecah lemak menjadi energi.
Diet yang rendah kalori juga memaksa tubuh untuk memanfaatkan cadangan lemak ini. Tubuh itu seperti bank energi. Ketika tidak ada pemasukan kalori yang cukup, dia akan menarik simpanan lemak untuk digunakan sebagai "modal" menjalankan semua fungsi tubuh, mulai dari bernapas, berpikir, hingga bergerak. Proses ini terjadi terus-menerus, bahkan saat kita tidur, tetapi jauh lebih intens saat beraktivitas fisik.