Tampang

Inilah Alasan Pernikahan "MBA" Sering Tidak Bertahan Lama

26 Jul 2025 09:20 wib. 17
0 0
Pernikahan
Sumber foto: Canva

Tekanan lingkungan ini bisa sangat berat. Obrolan tetangga, pandangan keluarga, atau bahkan ancaman sanksi sosial bisa memaksa pasangan ke pelaminan. Akibatnya, hubungan yang dibangun terasa seperti kewajiban, bukan keinginan tulus. Ketika fondasinya adalah paksaan atau rasa malu, bukan komitmen tulus, maka rasa tidak puas, penyesalan, atau bahkan kebencian bisa muncul seiring waktu, merusak ikatan pernikahan dari dalam.

Masalah Keuangan yang Lebih Cepat Muncul

Pernikahan membutuhkan stabilitas finansial, apalagi jika langsung dihadapkan pada kehadiran bayi. Pasangan yang menikah karena "MBA" seringkali belum memiliki kemapanan finansial yang memadai. Mereka mungkin masih dalam tahap pendidikan, baru memulai karier, atau belum punya tabungan yang cukup. Beban ekonomi untuk biaya persalinan, kebutuhan bayi, dan hidup berumah tangga bisa menjadi pukulan telak.

Stres finansial adalah salah satu penyebab utama konflik dalam pernikahan. Jika pasangan belum siap secara finansial, masalah uang bisa memicu pertengkaran terus-menerus, saling menyalahkan, dan bahkan rasa putus asa. Kondisi ini diperparah jika salah satu pihak, terutama sang ayah, merasa belum siap memikul tanggung jawab sebesar itu, yang bisa berujung pada hilangnya dukungan atau bahkan kepergian.

Hubungan yang Belum Kokoh dan Minim Pengenalan Diri

Dalam banyak kasus "MBA", hubungan asmara antara kedua belah pihak mungkin masih tergolong baru atau belum kokoh. Mereka mungkin belum mengenal satu sama lain secara mendalam: kebiasaan buruk, kebiasaan baik, cara menghadapi masalah, atau visi masa depan masing-masing. Perkenalan yang seharusnya terjadi selama masa pacaran yang lebih panjang dan tanpa tekanan, kini harus dilakukan sambil menanggung beban berat kehamilan dan pernikahan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?