Axial Seamount, salah satu gunung berapi bawah laut paling aktif di dunia, diperkirakan akan mengalami letusan sebelum tahun 2025 berakhir. Meskipun begitu, para peneliti memprediksi bahwa letusan ini tidak akan bersifat eksplosif.
Tim ilmuwan dari Oregon State University (OSU) dan University of North Carolina di Wilmington telah melakukan pemantauan terhadap pergerakan magma di dalam gunung ini selama dua tahun terakhir. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam laju inflasi gunung.
Bill Chadwick, salah satu peneliti dari OSU, melaporkan bahwa sejak tahun lalu, gunung ini mengalami peningkatan inflasi yang cukup pesat. Pada Oktober 2024, meskipun aktivitas kegempaan dan inflasi gunung terpantau stabil, para peneliti masih terus mengawasi perkembangannya dengan cermat.
"Letusan tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat, tetapi juga tidak akan lama lagi," ungkap Chadwick dalam wawancaranya dengan Popular Mechanics pada Jumat (31/1/2025). Berdasarkan analisisnya, kemungkinan besar Axial Seamount akan meletus dalam tahun 2025 ini.
Axial Seamount terletak di Samudera Pasifik, sekitar 480 kilometer dari pesisir Oregon. Jika dibandingkan dengan gunung api lain di kawasan Cascades, Axial lebih sering mengalami erupsi. Dalam kurun waktu 27 tahun terakhir, gunung bawah laut ini telah meletus sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1998, 2011, dan terakhir pada 2015.
Menurut laporan dari Science Alert, letusan yang akan datang tidak akan bersifat eksplosif. Struktur puncak gunung yang berbentuk perisai dan terbentuk dari lava tipis menyebabkan letusan hanya akan mengeluarkan lava yang kemudian akan membentuk dasar laut baru.