Aku pernah menonton film yang mengisahkan tentang seseorang yang depresi berat ketika ia merasa gagal dengan hidupnya. Ia merasa tak ada lagi yang bisa dilakukan pada hidupnya, ia merasa hidupnya sungguh menyedihkan untuk dilanjutkan! Terbayang betapa ada banyak penyebab terjadinya depresi ini ketika mereka menghadapi masalah dalam hidupnya. Masalah ekonomi, keluarga, konflik, dan beragam penyebab lainnya. Ketika seseorang memiliki kesulitan dalam mensinkronkan antara harapan dan kenyataan, di sini lah berpotensi terjadinya depresi.
Jika kita melihat dari luar, sebenarnya dalam hidup ini, tak ada manusia yang tidak memiliki masalah. Mungkin terkadang kita melihat orang lain (seakan) tidak memiliki masalah. Ini wajar, karena kebanyakan dari orang, memang ingin memperlihatkan sisi suksesnya, bukan sisi ‘sedih’nya. Nah, ini lah yang mungkin belum diketahui banyak orang. Seakan rumput tetangga pasti lebih hijau daripada rumput milik sendiri.
Kesehatan manusia dalam berpikir atau ‘kejelasan’ manusia dalam berpikir ini dipengaruhi oleh bagaimana seseorang melihat sesuatu. Jika ia melihat menggunakan ‘mata yang tepat’ setidaknya ia bisa memproses informasi dari penglihatannya dengan tepat pula (baca: tidak mengambil kesimpulan yang salah, seperti hanya melihat rumput tetangga yang lebih hijau). Ada 2 jenis mata yang bisa kita aplikasikan dalam melihat berbagai dinamika yang kita alami lho! Tapi hendaknya 2 jenis penglihatan ini disesuaikan dalam penggunaannya. Penglihatan ini adalah mata elang dan mata serangga.