Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus berlanjut, terutama di sektor teknologi yang kini menghadapi tantangan besar akibat ketidakstabilan ekonomi pasca-pandemi. Raksasa teknologi semakin gencar melakukan efisiensi, dan di tengah situasi ini, muncul kekhawatiran baru: kecerdasan buatan (AI) yang berpotensi menggantikan peran manusia dalam berbagai sektor pekerjaan.
Teknologi AI telah diadopsi oleh banyak perusahaan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Meski diklaim sebagai alat bantu bagi manusia, dampaknya justru bisa mengancam eksistensi berbagai profesi. Para pakar pun memperingatkan bahwa AI dapat menggantikan jutaan pekerjaan dalam waktu dekat.
Lyft dan AI: Efisiensi atau Ancaman?
Salah satu perusahaan yang mulai mengadopsi AI dalam operasionalnya adalah Lyft, perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat. Dengan menggandeng startup AI Anthropic yang didukung Amazon, Lyft kini mengandalkan teknologi Claude AI untuk meningkatkan efisiensi layanan pelanggan mereka.