Tanda lain dari gaslighting adalah ketika seseorang terus-menerus meremehkan perasaanmu. Saat kamu bilang sedih, mereka akan bilang, "Kamu cuma drama," atau "Nggak perlu segitunya kali, itu kan cuma masalah kecil." Mereka bisa juga menyalahkanmu atas reaksi emosionalmu, seperti "Kamu bikin aku marah, makanya aku teriak," atau "Kalau kamu nggak mancing, aku nggak akan ngomong kasar." Intinya, mereka membuatmu merasa bersalah karena punya perasaan, dan seolah-olah semua masalah itu adalah kesalahanmu. Ini adalah bagian dari hubungan beracun yang menggerogoti harga dirimu.
Dampak gaslighting ini sangat merusak kesehatan mental. Kamu bisa kehilangan rasa percaya diri, punya trust issue yang parah, jadi cemas berlebihan, depresi, atau bahkan mulai kehilangan identitas diri. Kamu jadi terlalu bergantung pada validasi dari manipulator karena kamu sudah tidak percaya lagi pada dirimu sendiri. Hubungan semacam ini bukan hanya tidak sehat, tapi juga sangat berbahaya.
Terus, gimana dong caranya biar kita nggak terjebak atau bisa keluar dari situasi gaslighting? Pertama, sadar gaslighting itu kuncinya. Kenali tanda-tandanya. Begitu kamu merasa ada yang nggak beres dengan caramu diperlakukan, atau kamu mulai meragukan kewarasanmu sendiri, itu adalah lampu merah. Jangan biarkan dirimu terus-menerus disalahkan atau dimanipulasi.
Kedua, percayai instingmu. Kalau kamu merasa ada yang nggak beres, kemungkinan besar memang ada. Validasi perasaanmu sendiri. Kamu berhak untuk merasa sedih, marah, atau kecewa. Nggak ada yang berhak meremehkan atau menyalahkan emosimu. Ketiga, dokumentasikan. Kalau memungkinkan, catat atau rekam percakapan penting. Ini bisa jadi bukti nyata kalau kamu mulai diragukan. Keempat, cari dukungan dari orang lain yang kamu percaya dan objektif. Ceritakan apa yang kamu alami. Pandangan dari luar bisa membantumu melihat situasi dengan lebih jernih.