Menurut survei Deloitte tahun 2024, empat dari sepuluh karyawan generasi Z mengaku mengalami stres kronis akibat beban kerja berlebih dan kurangnya penghargaan dari atasan. Dalam kondisi seperti ini, stres bisa berkembang menjadi kelelahan mental, berkurangnya produktivitas, bahkan keinginan untuk berhenti bekerja.
Peran Dukungan Sosial yang Masih Terbatas
Dukungan sosial semestinya bisa menjadi peredam tekanan dalam lingkungan kerja. Hubungan yang sehat dengan rekan kerja, atasan, atau bahkan pelanggan dapat membantu menurunkan tingkat stres. Namun, sayangnya, dalam banyak kasus, dukungan semacam ini belum cukup kuat untuk mengimbangi beban dan tekanan yang dihadapi generasi Z.
Dalam beberapa penelitian, termasuk studi di PT Bentoel Prima Malang, ditemukan bahwa dukungan sosial dari lingkungan kerja belum mampu menahan niat resign jika beban kerja dan stres sudah melewati batas toleransi individu. Ini memperlihatkan bahwa walaupun seseorang merasa "didukung", ia tetap bisa merasa terjebak dalam sistem kerja yang tidak sehat.
Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi Jadi Kunci
Generasi Z lebih vokal dan sadar akan pentingnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Mereka menuntut ruang yang lebih sehat untuk tumbuh dan berkembang, bukan hanya sekadar tempat untuk memenuhi target.