Tampang

Dalih Dalih Mau Self-Reward Tapi Malah Doom Spending, Yuk Kenali Apa itu Doom Spanding

26 Okt 2024 15:21 wib. 72
0 0
Doom Spending
Sumber foto: google

Hidup adalah tentang keseimbangan. Menabung dan self-reward bisa berjalan beriringan dengan pendekatan yang bijak. Dengan memahami dan menghargai perjalanan keuangan, individu dapat menciptakan kehidupan yang stabil secara finansial, bahagia, dan memuaskan. Mari terus berusaha untuk menjadi lebih baik dalam mengelola keuangan dan merayakan setiap pencapaian dengan cara yang sehat dan berkelanjutan.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, fenomena doom spending, atau belanja impulsif sebagai respons terhadap stres atau perasaan negatif, telah menjadi perhatian utama di kalangan masyarakat. Pasalnya, perilaku ini dapat berdampak buruk pada kesehatan keuangan individu. Meskipun menabung dianggap sebagai tindakan bijak untuk merencanakan masa depan finansial, self-reward atau pengeluaran tidak terencana sebagai bentuk penghargaan diri juga memiliki dasar yang kuat.

Menabung, tanpa diragukan lagi, memiliki manfaat jangka panjang yang sangat vital bagi kestabilan keuangan seseorang. Dengan menabung, individu menciptakan cadangan dana yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan di masa depan, termasuk kebutuhan mendesak, investasi, serta pencapaian impian besar, seperti membeli rumah atau merencanakan liburan ke luar negeri. Pandangan umum mendukung menabung sebagai tindakan yang menunjukkan tanggung jawab finansial yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu, terutama di era ketidakpastian ekonomi seperti yang sedang dialami saat ini.

Namun, di balik semangat positif untuk menabung, ada fenomena doom spending yang perlu menjadi perhatian serius. Ketika seseorang mengalami tekanan atau kegagalan, perilaku belanja impulsif seringkali menjadi pelarian yang diminati. Belanja impulsif sering memberikan perasaan senang sesaat, mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi, dan memberikan kepuasan instan. Namun, di balik kepuasan itu seringkali diikuti oleh penyesalan ketika seseorang menyadari telah mengeluarkan uang untuk barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

Di sisi lain, dukungan terhadap self-reward sebagai bentuk penghargaan atas usaha dan kerja keras juga merupakan argumen yang kuat. Setelah menyelesaikan proyek besar di kantor atau berhasil mencapai target pribadi, memberikan diri hadiah kecil dianggap dapat menjadi motivasi yang baik untuk tetap berprestasi. Namun, kebingungan muncul ketika self-reward digunakan sebagai alat untuk melarikan diri dari kenyataan. Belanja impulsif dapat menjadi jeratan yang tidak hanya menambah beban finansial, tetapi juga meningkatkan tekanan mental.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.