Fenomena doom spending menjadi perhatian ketika seseorang berbelanja impulsif sebagai respons terhadap stres dan perasaan negatif. Dalam konteks ini, terdapat dua sisi yang bertolak belakang, antara menabung untuk masa depan dan melakukan self-reward melalui pengeluaran yang tidak terencana. Keseimbangan antara kedua hal ini perlu dipahami agar kehidupan finansial bisa terjaga dengan baik.
Menabung merupakan kebiasaan keuangan penting dengan manfaat jangka panjang. Dengan menabung, individu dapat menciptakan cadangan dana untuk kebutuhan mendesak, investasi, atau pencapaian impian besar seperti membeli rumah atau liburan ke luar negeri. Pandangan umum menilai menabung sebagai bentuk tanggung jawab finansial yang penting, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
Di balik semangat menabung, terdapat fenomena doom spending yang mengancam. Saat seseorang merasa tertekan atau mengalami kegagalan, belanja impulsif kadang menjadi pelarian. Meskipun memberikan kepuasan sesaat, belanja impulsif seringkali diikuti oleh penyesalan. Hal ini terjadi ketika seseorang menyadari telah mengeluarkan uang untuk barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.
Argumen untuk mendukung self-reward adalah bahwa manusia membutuhkan penghargaan atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukan. Tetapi, permasalahan muncul ketika self-reward digunakan untuk menghindari kenyataan. Belanja impulsif bisa menjadi jeratan doom spending yang menambah beban mental dan finansial.
Penting untuk mempertimbangkan dampak doom spending terhadap kesehatan keuangan. Terlalu sering berbelanja tanpa perencanaan dapat menyebabkan hutang yang menumpuk, menciptakan tekanan tambahan dan menghambat kemampuan mencapai tujuan keuangan yang lebih besar.
Namun, menabung bukan berarti mengorbankan kebahagiaan. Ada banyak cara untuk menikmati hidup tanpa pengeluaran besar, misalnya merencanakan kegiatan bersifat pengalaman yang lebih terjangkau dengan memberikan kepuasan yang lebih nyata dan mendalam.
Komitmen untuk menabung dan berinvestasi dalam diri sendiri adalah jalan terbaik untuk menjaga kesehatan keuangan dan emosional. Pengelolaan keuangan yang bijak juga dapat membantu mengenali saat-saat di mana keinginan berbelanja impulsif muncul. Edukasi tentang manajemen keuangan menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang lebih baik terkait pengeluaran dan tabungan.