Tampang

Cermati Risiko Ini Sebelum Membeli Properti Murah di Jepang

19 Nov 2024 09:30 wib. 63
0 0
Cermati Risiko Ini Sebelum Membeli Properti Murah di Jepang
Sumber foto: iStock

Perumahan di Jepang saat ini menghadapi kelebihan pasokan, mengingat banyaknya rumah kosong yang belum terisi. Hal ini memengaruhi harga properti di negara tersebut, menjadikannya menarik bagi investor asing.

Pada tahun 2023, jumlah rumah kosong atau yang dikenal dengan istilah "akiya" di Jepang mencapai 9 juta unit, menurut data pemerintah. Harganya rata-rata berada di bawah US$ 10.000 atau setara dengan Rp 156,54 juta.

Fenomena peningkatan jumlah rumah terbengkalai di Jepang sebagian besar disebabkan oleh krisis populasi, yang ditandai dengan tingkat kesuburan yang merosot hingga mencapai rekor terendah yaitu hanya 1,2 kelahiran per wanita pada tahun 2023.

Di samping itu, tingkat kematian yang telah melampaui tingkat kelahiran juga turut berdampak, mengingat populasi lanjut usia terus meningkat di Jepang. Negara ini telah masuk dalam kategori "aging population".

Menurut Kepala penelitian dan konsultasi di Savills Jepang, Tetsuya Kaneko, masalah akiya di Jepang sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu, dimulai dari ledakan ekonomi pasca perang yang menyebabkan lonjakan pembangunan perumahan.

Permasalahan ini semakin terasa pada tahun 1990-an ketika terjadi perlambatan ekonomi dan berlanjut dengan perubahan demografis yang terus berlangsung.

Migrasi penduduk ke wilayah perkotaan juga menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap rumah-rumah terbengkalai di Jepang. Generasi muda yang pindah ke kota untuk bekerja meninggalkan daerah pedesaan dengan populasi yang menua, yang pada akhirnya meninggal dan tidak dapat merawat rumah-rumah mereka.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.