Tampang

Cancel Culture di Media Sosial: Baik atau Buruk?

1 Sep 2025 13:41 wib. 22
0 0
Cancel Culture
Sumber foto: Canva

Fenomena ini juga mendorong percakapan penting tentang isu-isu sosial yang sensitif. Ketika seseorang atau sebuah merek dibatalkan karena komentar rasis, misalnya, hal itu bisa memicu diskusi yang lebih luas tentang pentingnya anti-rasisme. Dengan demikian, cancel culture bisa menjadi katalisator untuk perubahan sosial yang positif, meningkatkan kesadaran publik dan mendorong masyarakat untuk menjadi lebih peka terhadap isu-isu keadilan.

Sisi Buruk: Hukuman Brutal dan Ruang untuk Kesalahan yang Menipis

Di sisi lain, kritikus melihat cancel culture sebagai praktik yang berbahaya dan seringkali tidak proporsional. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah sifatnya yang brutal dan tanpa ampun. Hukuman yang dijatuhkan seringkali tidak sebanding dengan kesalahan yang dilakukan. Sebuah komentar ceroboh atau lelucon yang buruk di masa lalu bisa menjadi viral dan menghancurkan karier seseorang seumur hidup, tanpa memberi ruang untuk permintaan maaf yang tulus atau kesempatan untuk belajar dari kesalahan.

Cancel culture juga seringkali didorong oleh emosi dan sentimen massa, bukan oleh proses yang adil. Seseorang bisa "dibongkar" atau "dibatalkan" berdasarkan informasi yang tidak lengkap, konteks yang dihilangkan, atau bahkan tuduhan yang belum terbukti. Serangan digital yang masif (dikenal sebagai mobbing) bisa menjadi sangat traumatis bagi targetnya, terlepas dari kebenaran tuduhan yang ada. Kurangnya proses due process (proses hukum yang adil) dan kesempatan untuk membela diri menjadi salah satu kritik utama terhadap fenomena ini.

Selain itu, cancel culture berpotensi menciptakan budaya ketakutan di mana orang menjadi terlalu berhati-hati untuk berbicara atau berpendapat. Kekhawatiran akan mengatakan hal yang salah dan menghadapi "pembatalan" bisa menghambat kebebasan berekspresi dan membuat orang enggan mengambil risiko intelektual atau berpartisipasi dalam debat yang penting. Ruang untuk humor, eksperimen ide, dan bahkan kesalahan manusiawi menjadi semakin menipis. Ini bisa berujung pada masyarakat yang terlalu sensitif dan kaku, di mana setiap kesalahan, tak peduli seberapa kecil, bisa berakibat fatal.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?