Aliran ini berfokus pada pertarungan di jarak dekat atau di lantai. Tujuannya adalah untuk mengunci, menjatuhkan, atau mengendalikan lawan tanpa menggunakan pukulan. Contohnya adalah Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ), Judo, dan Gulat.
BJJ sangat efektif dalam situasi satu lawan satu, di mana lawan bisa dijatuhkan ke lantai dan dikunci. BJJ memungkinkan seseorang yang lebih kecil untuk mengalahkan lawan yang lebih besar dengan memanfaatkan leverage dan teknik.
Judo berfokus pada teknik bantingan dan kuncian. Tujuannya adalah menjatuhkan lawan ke tanah dengan kekuatan minimal, mengubah momentum lawan menjadi kelemahannya.
3. Aliran Fleksibel dan Tradisional (Kombinasi Gerakan)
Beberapa aliran bela diri tidak berfokus pada satu aspek saja, melainkan menggabungkan berbagai teknik dan seringkali memiliki akar budaya yang kuat. Pencak Silat, sebagai salah satu seni bela diri tertua di Asia Tenggara, adalah contoh nyata dari fleksibilitas ini.
Pencak Silat adalah seni bela diri yang sangat komprehensif. Ia menggabungkan berbagai unsur, mulai dari pukulan, tendangan, kuncian, bantingan, hingga penggunaan senjata. Gerakannya yang fluid, terinspirasi dari gerakan hewan dan alam, membuatnya sangat efektif untuk pertahanan diri di berbagai situasi. Selain itu, Pencak Silat bukan hanya soal fisik, melainkan juga memiliki unsur spiritual, seni, dan budaya yang mendalam, menjadikannya warisan yang kaya.