Tampang

Budaya Hustle: Ambisi atau Tekanan Sosial Terselubung?

20 Mei 2025 21:43 wib. 94
0 0
Hustle Culture
Sumber foto: Pinterest

Ini yang kemudian memunculkan pertanyaan: apakah kita benar-benar hustling karena passion dan ambisi pribadi, atau karena kita takut tertinggal dari teman-teman yang kelihatannya sudah lebih maju? Tekanan sosial di sini berperan sangat besar. Media sosial seringkali menjadi panggung utama di mana kita membandingkan diri dengan orang lain. Melihat teman sudah punya ini-itu, sudah di posisi ini, atau sudah punya side hustle yang menghasilkan, seringkali memicu rasa insecure dan dorongan untuk ikut-ikutan ngebut. Kita jadi merasa wajib untuk selalu punya side hustle atau proyek di luar pekerjaan utama, sekadar biar nggak dianggap "diam" atau "nggak produktif".

Padahal, tubuh dan pikiran kita punya batasnya. Terus-menerus memaksakan diri untuk bekerja tanpa henti bisa berujung pada kelelahan ekstrem, yang biasa kita sebut burnout. Dampaknya nggak main-main, mulai dari kesehatan fisik yang menurun, stres kronis, kecemasan, sampai depresi. Hubungan personal juga bisa jadi korban karena waktu yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga atau teman terpaksa dikorbankan demi pekerjaan.

Jadi, sebenarnya budaya hustle ini adalah ambisi yang sehat atau tekanan sosial yang terselubung? Jawabannya mungkin kombinasi keduanya. Ambisi itu penting untuk mendorong kita maju. Tapi, ketika ambisi itu didorong oleh ketakutan, perbandingan dengan orang lain, atau ekspektasi yang nggak realistis dari lingkungan, di situlah hustle culture bisa jadi bumerang. Penting banget buat kita untuk bisa membedakan mana yang ambisi murni dari dalam diri, dan mana yang hanya fear of missing out (FOMO) atau TekananKerja yang nggak sehat.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?