- Kerusakan Paru-paru: Vaping dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan saluran pernapasan. Penelitian menunjukkan bahwa aerosol dari rokok elektronik dapat mengandung partikel kecil yang dapat masuk ke paru-paru, menyebabkan peradangan dan gangguan pernapasan. Kondisi seperti bronkitis, asma, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) dapat berkembang akibat penggunaan yang berkepanjangan.
- Risiko Kardiovaskular: Paparan nikotin dan zat kimia lainnya dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, seperti hipertensi dan penyakit jantung. Studi menunjukkan bahwa nikotin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan perubahan pada fungsi jantung.
3. Dampak Psikologis dan Sosial
Kebiasaan merokok elektronik dan vaping juga dapat memengaruhi kesehatan psikologis dan sosial remaja. Dampak tersebut meliputi:
- Pengaruh pada Kesehatan Mental: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecanduan nikotin dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi. Remaja yang mengandalkan vaping sebagai cara untuk mengatasi stres atau emosi dapat mengalami dampak negatif pada kesejahteraan mental mereka.
- Stigma Sosial dan Hubungan: Remaja yang terlibat dalam merokok elektronik atau vaping mungkin menghadapi stigma sosial atau tekanan dari teman sebaya. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi hubungan sosial dan menambah risiko terlibat dalam perilaku berisiko lainnya.
4. Kebijakan dan Regulasi Terkait Rokok Elektronik
Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang bahaya merokok elektronik dan vaping, banyak negara telah mulai menerapkan kebijakan dan regulasi untuk membatasi penggunaan produk ini di kalangan remaja. Beberapa langkah yang diambil termasuk: