Budaya lokal juga memainkan peran penting dalam pelestarian hutan. Banyak komunitas adat memiliki kepercayaan tertentu yang melindungi area hutan tertentu dari eksploitasi. Misalnya, di Kalimantan, masyarakat Dayak menganggap hutan sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Oleh karena itu, mereka menjaga hutan dengan cermat dan menghindari praktik ekstraktion yang merusak. Hutan dianggap sebagai “rumah” bagi nenek moyang mereka dan harus dijaga agar tetap lestari.
Tradisi adat tidak hanya terbatas pada praktik pengelolaan sumber daya alam, tapi juga merangkumi aspek spiritual dan sosial. Dalam banyak kasus, upacara adat yang dilakukan oleh komunitas lokal memiliki makna yang mendalam terkait dengan alam. Misalnya, upacara syukuran panen sering kali disertai dengan doa dan penghormatan kepada alam. Hal ini bukan hanya menggambarkan rasa syukur, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan untuk kelangsungan hidup masa depan.
Beberapa masyarakat juga menerapkan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan berdasarkan tradisi adat. Contohnya, di daerah pesisir, masyarakat yang mengandalkan laut sering kali memiliki peraturan tradisional yang mengatur waktu dan cara menangkap ikan. Pengelolaan sumber daya air seperti ini membantu menjaga ekosistem untuk generasi mendatang.