3. Terlalu Banyak Gula
Meskipun gula terkadang dicap sebagai 'energi instan', kenyataannya konsumsinya hanya memberikan dampak jangka pendek. Menurut penelitian dari cdc.gov, makanan yang mengandung gula tinggi cenderung menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti penurunan drastis, sehingga membuat tubuh sulit untuk bangkit kembali. Akibatnya, rasa lapar yang sering muncul bisa memicu ketergantungan pada gula. Gantilah camilan manis tersebut dengan buah-buahan, kacang-kacangan, atau cokelat hitam untuk menjaga energi tetap stabil.
4. Kehidupan yang Sedentary
Terlalu lama duduk juga dapat mengurangi aliran darah serta pengiriman oksigen ke otak dan otot. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengakibatkan kekakuan, kelelahan, dan suasana hati yang mendung karena kurangnya produksi endorfin. Menghabiskan 20 hingga 30 menit untuk olahraga ringan, seperti berjalan cepat atau melakukan yoga, dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menyegarkan pikiran. Berdiri dan bergerak setiap jam juga memiliki dampak positif yang signifikan.
5. Kurang Minum Air
Karena sebagian besar komposisi tubuh manusia adalah air, dehidrasi ringan pun dapat berfungsi sebagai pemicu gejala negatif, seperti sakit kepala, kabut otak, serta terkurasnya kewaspadaan. Sayangnya, banyak orang sering kali salah mengira rasa haus sebagai tanda lapar, sehingga lupa untuk minum. Menggunakan botol air yang dapat diisi ulang dan menempatkannya di dekat Anda sepanjang hari dapat membantu. Menambahkan irisan lemon atau mentimun dapat menjadikan air minum lebih menarik.
6. Konsumsi Kafein Berlebihan
Meskipun kafein dapat menjadi penyelamat energi, penggunaannya yang berlebihan justru dapat mengganggu kualitas tidur. Penelitian dari sleep foundation mengindikasikan bahwa kafein yang berlebihan dapat menghalangi tidur nyenyak yang diperlukan untuk pemulihan tubuh. Hasilnya, keesokan harinya Anda bisa merasa lebih lelah dan kembali butuh kafein. Batasi konsumsi kafein setelah pukul 14.00 dan ganti dengan teh herbal di malam hari untuk membantu tidur lebih nyenyak.