Fenomena alam selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Salah satu fenomena alam yang menarik perhatian adalah fenomena Equinox. Apa sebenarnya fenomena Equinox ini, dan mengapa fenomena ini terjadi di Indonesia?
Fenomena Equinox terjadi dua kali dalam setahun, tepatnya pada tanggal 20 Maret dan 23 September. Equinox sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti "sama panjangnya". Pada saat Equinox terjadi, panjang siang dan malam hampir sama, yang disebabkan oleh posisi Matahari yang tepat berada di atas garis ekuator bumi. Hal ini mengakibatkan Matahari tampak berada di titik zenith (puncak) pada waktu tertentu, sehingga cahayanya jatuh lurus ke bawah. Fenomena ini menjadikan siang dan malam memiliki durasi yang setara di hampir seluruh dunia.
Di Indonesia, fenomena Equinox terjadi karena letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa atau garis ekuator. Garis ekuator merupakan garis khayal yang membagi bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan utara dan belahan selatan. Karena Indonesia secara geografis terletak di belahan bumi bagian utara, maka fenomena Equinox dapat dirasakan secara langsung di sebagian besar wilayah Indonesia.
Fenomena Equinox memiliki dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia maupun alam. Salah satunya adalah pada pertanian, di mana Equinox menjadi penanda pergantian musim dan waktu yang tepat untuk menanam atau panen tanaman. Selain itu, dalam banyak budaya di Indonesia, fenomena ini juga sering kali dihubungkan dengan berbagai tradisi dan ritual yang diwariskan turun-temurun.
