Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis mampu memanfaatkan peluang ekspor dan mempertahankan tren surplus perdagangan melalui berbagai strategi di tengah melemahnya kinerja dagang Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada semester I/2024, kinerja dagang mencatatkan surplus US$15,45 miliar, yang memperlihatkan penurunan sebesar US$4,46 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini membawa capaian dalam enam bulan pertama tahun ini tak sampai 50% dari total target sepanjang 2024, yang tercatat antara US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar.
Dengan demikian, Indonesia dihadapkan pada tugas berat untuk mengejar target surplus neraca dagang tersebut pada semester II/2024. Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk mendongkrak kinerja dagang pada semester II/2024.
Salah satu strategi yang disiapkan adalah memfokuskan peningkatan ekspor pada produk manufaktur, serta memperluas pasar ekspor ke wilayah Asean, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Tak hanya itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menuntaskan perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA). Selain itu, penurunan tarif juga akan menjadi fokus dalam upaya meningkatkan ekspor, termasuk perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional, penguatan peran perwakilan perdagangan luar negeri, dan digitalisasi perdagangan.