Tampang.com | Dalam dua tahun terakhir, pemerintah Indonesia gencar melakukan penyesuaian fiskal: menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN), menghapus beberapa subsidi energi, hingga merombak skema bantuan sosial. Di sisi lain, harga kebutuhan pokok terus melonjak. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah, yang merasakan dampak langsung dari kebijakan tersebut.
Subsidi Energi Menyusut, Beban Hidup Bertambah
Pemangkasan subsidi BBM dan listrik membuat harga energi naik signifikan. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah hingga menengah, hal ini berdampak langsung pada pengeluaran harian. Biaya transportasi, produksi usaha kecil, hingga tarif listrik rumah tangga mengalami lonjakan.
“Dulu saya bisa isi bensin Rp50 ribu untuk dua hari, sekarang cuma cukup satu hari,” keluh Darto, seorang pengemudi ojek daring di Tangerang.
Kebijakan pencabutan subsidi dinilai tidak dibarengi dengan perlindungan yang memadai bagi masyarakat rentan. Bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan seringkali tidak sebanding dengan besarnya beban baru yang muncul akibat kenaikan harga energi.