Sri Mulyani juga menegaskan bahwa upaya pemerintah dalam mengelola defisit APBN di tengah situasi pandemi telah berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebijakan fiskal yang telah diterapkan untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung sektor usaha, serta mengoptimalkan penerimaan negara.
Namun demikian, perlu dicatat bahwa defisit APBN yang terjadi harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Langkah bertahap perlu terus dilakukan agar defisit tersebut tidak berdampak negatif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan defisit dan menemukan strategi untuk mengatasinya merupakan tindakan yang penting dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak pasti.
Dalam mengantisipasi defisit APBN, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Kemenkeu akan terus berupaya untuk memaksimalkan penerimaan negara dengan mengoptimalkan berbagai sumber pendapatan, serta melakukan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Pemerintah juga akan terus memperkuat kerja sama dengan sektor swasta guna merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Defisit APBN November 2024 menjadi sebuah peringatan bagi semua pihak terkait untuk terus menjaga kehati-hatian dalam mengelola keuangan negara. Keberhasilan dalam mengatasi defisit APBN akan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis dan tindakan konkret perlu terus dilakukan demi memastikan keberlangsungan keuangan negara yang sehat.