Tony menjelaskan bahwa pembangunan smelter ini adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah mineral dan mendukung kebijakan hilirisasi industri yang dicanangkan oleh pemerintah. Proyek smelter kedua perusahaan, yang dimulai sejak Oktober 2021, dirancang dengan kapasitas peleburan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun, menjadikannya sebagai smelter dengan rancangan terbesar di dunia.
Pembangunan smelter tembaga di Gresik ini merupakan langkah strategis bagi Freeport, karena akan membantu meningkatkan nilai tambah dari tambang tembaga yang mereka kelola di Papua. Dengan adanya smelter ini, proses pemurnian dan pengolahan tembaga dapat dilakukan di dalam negeri, sehingga akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia.
Selain itu, kehadiran smelter tembaga ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri pengolahan mineral, serta membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor konsentrat mineral mentah. Dengan demikian, hal ini dapat mendukung visi pemerintah dalam membangun sektor hilirisasi industri mineral yang lebih kuat, sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi pembangunan ekonomi nasional.