Rupiah telah menunjukkan kelemahan yang signifikan terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pelaku pasar, namun pada hari ini, rupiah memiliki peluang untuk mendapatkan sejumlah sentimen dari dalam negeri yang dapat menjadi penguat bagi mata uang Garuda.
Pada hari Senin (22/4/2024) sidang putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah. Sidang tersebut membacakan dua putusan terkait permohonan dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud. Keputusan dari MK akan memengaruhi stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia, yang berpotensi untuk memberikan efek positif terhadap nilai tukar rupiah.
Selain itu, rilis neraca dagang RI periode Maret 2024 juga menjadi sorotan penting untuk pasar keuangan. Diperkirakan surplus neraca perdagangan pada bulan Maret 2024 akan mencapai US$ 1,54 miliar, naik tipis dari bulan sebelumnya. Jika surplus tersebut tercapai, maka ini akan menjadi indikasi positif bagi ekonomi Indonesia dan secara langsung dapat mendukung nilai tukar rupiah.
Dari sisi teknikal, meskipun terjadi tren pelemahan rupiah dalam basis waktu per jam, namun ada potensi untuk terjadi pergerakan arah yang berlawanan. Jika rupiah mampu menguat dan menembus level resistance di Rp16.285/US$, maka hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi mata uang Indonesia. Namun, perlu diwaspadai bahwa jika rupiah tidak mampu menembus support di Rp16.230/US$, maka kemungkinan pelemahan masih akan berlanjut.
Dengan berbagai sentimen dan data yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah, para pelaku pasar perlu memperhatikan dengan cermat perkembangan politik dan data ekonomi hari ini. Kondisi ini menjadi penting karena nilai tukar rupiah yang stabil dan kuat juga merupakan cermin dari kestabilan ekonomi makro Indonesia.