“Kita lihat masyarakat mulai mengurangi konsumsi. Beli daging jadi seminggu sekali, bahkan beralih ke lauk yang lebih murah,” jelas Denny Hamzah, ekonom dari Jakarta Economic Forum.
Fenomena ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi karena konsumsi domestik merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Kondisi Global Tidak Bersahabat
Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh berbagai faktor eksternal, mulai dari kenaikan suku bunga acuan The Fed, ketegangan geopolitik di Asia Timur, hingga fluktuasi harga minyak global.
“Rupiah tidak sendirian. Banyak mata uang di negara berkembang juga mengalami tekanan. Tapi Indonesia harus waspada karena ketergantungan impor kita cukup tinggi,” terang Denny.
Situasi global yang tidak stabil mempersempit ruang gerak kebijakan moneter dan fiskal domestik. Pemerintah dituntut untuk responsif namun juga hati-hati dalam menyusun strategi penyeimbang.
Langkah Pemerintah Dinilai Belum Cukup
Meski Bank Indonesia telah mengintervensi pasar dan menaikkan suku bunga untuk menahan laju pelemahan, dampaknya belum signifikan. Pemerintah pun baru sebatas memberikan imbauan efisiensi dan menjaga ketahanan pangan nasional.